Arduino Indonesia. Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

Supported by Electronics 3 in 1

1. Jasa pencetakan PCB single layer dengan harga paling murah.

(Metode Pembuatan dengan Transfer Toner)
>PCB design sendiri (siap cetak) : Rp.150,-/Cm2
>PCB design dari kami : Rp.250,-/Cm2

(Metode Sablon Full Masking dan Silk Screen minimal pemesanan 100 Pcs)
>PCB design sendiri (siap cetak) : Rp.200,-/Cm2
>PCB design dari kami : Rp.250,-/Cm2

2. Jasa perancangan, perakitan, dan pembuatan trainer pembelajaran elektronika untuk SMK dan Mahasiswa.

3. Jasa perancangan, perakitan, dan pembuatan berbagai macam kontroller, sensor, aktuator, dan tranduser.
>Design Rangkaian / Sistem Elektronika
>Design Rangkaian / Sistem Instrumentasi
>Design Rangkaian / Sistem Kendali
>Kerjasama Riset (data atau peralatan)
>Kerjasama Produksi Produk-Produk KIT Elektronika
>Produksi Instrumentasi Elektronika

4. Jasa Pembuatan Proyek, Tugas Akhir, Tugas Laboratorium, PKM, Karya Ilmiah, SKRIPSI, dll

Like My Facebook

Popular Posts

Selasa, 17 Januari 2023

Pengertian dan Penjelasan tentang Mikrokontroler ATMega8

 

Mikrokontroler ATMega 8


 

Mikrokontroler ATMega8 merupakan mikrokontroler CMOS 8-bit dengan daya rendah berarsitektur RISC. Instruksi mikrokontroler ini dikerjakan pada satu siklus clock. ATMega8 memiliki throughput mendekati 1 MPS per MHz yang membuat desain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya vs kecepatan proses. 

 

Susunan pin dari IC mikrokontroler ATMega8 bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Mikrokontroler ini tersusun dari 28 pin, dimana setiap pin memiliki fungsi yang berbeda-beda, baik sebagai port atau pun sebagai fungsi lain. 

 

Datasheet ATMega8

 

Berikut penjelasan pin-pin yang dimiliki mikrokontroler ATMega8 :

1. VCC digunakan sebagai supply tegangan untuk digital

2. GND digunakan sebagai ground 

3. Port B 

Port B memiliki 8 buah pin mulai dari pin B0 hingga pin B7. Tiap pin bisa digunakan sebagai input dan output. Port B terdiri dari 8-bit bit directional I/O port yang dilengkapi dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang ada pada port B yang diturunkan secara eksternal akan mengeluarkan arus apabila pull-up resistor diaktifkan. Cukup menghubungkan kaki dari kristal ke kaki pin port B apabila ingin menggunakan tambahan kristal. Apabila tidak ingin digunakan, maka cukup dibiarkan saja. Kegunaan dari masing-masing kaki ditentukan dari clock fuse settingnya. 

4. Port C 

Port C terdiri dari 7-bit bi-directional I/O yang di dalam setiap pinnya terdapat pull-up resistor. Jumlah pin yang dimiliki hanya 7 buah mulai dari pin C0 hingga pin C6. Port C memiliki karakteristik yang sama dalam menyerap arus (sink) atau pun mengeluarkan arus (source).

5. Reset / PC6 

Apabila RSTDISBL fuse di program, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Perlu diperhatikan bahwa pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin yang terdapat pada port C. Namun apabila RSTDISBL fuse tidak di program, maka PC6 akan berfungsi sebagai reset. Apabila level tegangan yang masuk ke pin tersebut rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clocknya tidak bekerja. 

6. Port D

Port D terdiri dari 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Port ini memiliki fungsi yang sama dengan port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

7. AVCC

Pin ini memiliki fungsi sebagai power supply tegangan untuk ADC. Pin AVCC harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin AVCC digunakan untuk analog saja. 

8. AREF

AREF merupakan pin referensi analog apabila menggunakan ADC. Pada AVR, status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi tersebut bisa digunakan untuk altering arus program untuk meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di update setelah semua operasi ALU (Arithmetic Logic Unit). Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi serta harus dilakukan melalui software. 

9. Bit 7 (1)

Bit 7 merupakan bit global interrupt enable. Agar semua perintah interupsi dapat dijalankan, maka bit ini harus di-set terlebih dahulu. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik yang secara individual maupun secara umum akan diabaikan. Bit ini akan dibersihkan oleh hardware setelah sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Selain itu, bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dengan instruksi SEI dan CLI. 

10. Bit 6 (T) 

Bit 6 merupakan bit copy storage. Instruksi bit copy instruction BLD (Bit Load) dan BST (Bit Store) menggunakan bit 6 sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Bit dari sebuah register dan register file dapat disalin ke dalam bit ini menggunakan instruksi BST. Sebuah bit yang ada di dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di register pada register file menggunakan perintah BLD. 

11. Bit 5 (H)

Bit 5 merupakan bit Half Carry Flag. Bit tersebut menandakan sebuah Half Carry dalam beberapa operasi aritmatika yang berfungsi dalam aritmatik BCD.

12. Bit 4 (S)

Bit 4 merupakan Sign Bit. Bit sebuah eksklusif di antara Negative Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag (V).

13. Bit 3 (V)

Bit 3 merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag yang menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.

14. Bit 2 (N)

Bit 2 merupakan bit Negative Flag yang menyediakan sebuah hasil negatif di dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.

15. Bit 1 (Z)

Bit 1 merupakan bit Zero Flag yang mengindikasikan hasil nol “0” dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.

16. Bit 0 (C)

Bit 0 merupakan bit Carry Flag yang mengindikasikan sisa dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika. 

 

0 on: "Pengertian dan Penjelasan tentang Mikrokontroler ATMega8"