Raspberry Pi Pico adalah inovasi terbaru dari Raspberry Pi Foundation yang ditujukan untuk menghadirkan platform pengembangan perangkat keras yang hemat biaya dan efisien. Tidak seperti seri Raspberry Pi sebelumnya yang berupa single-board computer (SBC), Pico hadir sebagai papan mikrokontroler yang ditenagai oleh chip RP2040 rancangan internal Raspberry Pi. Perkembangan Raspberry Pi Pico menandai babak baru dalam dunia komputasi embedded, menghadirkan solusi yang terjangkau namun bertenaga untuk berbagai proyek elektronik, Internet of Things (IoT), dan robotika. Artikel ini akan membahas sejarah perkembangan Raspberry Pi Pico secara mendetail, mulai dari latar belakang pembuatannya, spesifikasi teknis, hingga dampaknya di kalangan maker dan industri. Mau langsung mencoba? Anda bisa memulai dengan membeli Raspberry Pi Pico Starter Kit yang sudah lengkap dengan komponen pendukung untuk belajar.
Latar Belakang dan Kebutuhan Akan Mikrokontroler Murah
Sebelum meluncurkan Pico, Raspberry Pi Foundation telah dikenal melalui seri komputer mini seperti Raspberry Pi 1, 2, 3, dan 4. Namun, board-board tersebut lebih cocok untuk komputasi umum seperti desktop pengganti, media center, atau server kecil. Sedangkan di kalangan maker dan engineer, kebutuhan akan mikrokontroler yang terjangkau namun bertenaga semakin meningkat. Platform seperti Arduino, ESP8266, dan ESP32 telah mendominasi pasar mikrokontroler dengan harga murah dan komunitas yang besar. Namun, Raspberry Pi Foundation melihat peluang untuk menciptakan solusi yang lebih powerful dengan dukungan software yang lebih baik, terutama dalam hal pemrograman Python melalui MicroPython dan CircuitPython.
Kelahiran RP2040: Chip Buatan Sendiri
Pada 21 Januari 2021, Raspberry Pi Foundation mengumumkan peluncuran Raspberry Pi Pico, yang menjadi board pertama berbasis chip RP2040. RP2040 adalah sistem-on-chip (SoC) yang dirancang sendiri oleh Raspberry Pi, menandai pertama kalinya perusahaan ini membuat chip mikrokontroler sendiri.
Spesifikasi RP2040:
- Dual-core ARM Cortex-M0+ @ 133 MHz
- 264 KB SRAM
- 2 MB flash memory (terpisah, menggunakan QSPI)
- Dukungan USB 1.1 (device & host)
- 30 GPIO pins dengan berbagai fungsi (PWM, ADC, UART, SPI, I2C)
- Dukungan pemrograman dalam C/C++ dan MicroPython
Dengan harga hanya $4, Pico langsung menarik perhatian komunitas maker karena performanya yang lebih baik dibandingkan mikrokontroler seharga serupa.
Baca juga : Raspberry Pi Pico untuk Edukasi: Kenapa Cocok untuk Belajar Elektronika dan Coding
Perkembangan dan Pembaruan Raspberry Pi Pico
Setelah peluncuran awal, Raspberry Pi Foundation terus mengembangkan ekosistem Pico dengan merilis berbagai varian dan aksesori pendukung, antara lain:
1. Raspberry Pi Pico W (Wireless)
Pada Juni 2022, Raspberry Pi memperkenalkan Pico W, versi yang dilengkapi dengan Wi-Fi 2.4 GHz (Infineon CYW43439). Hal ini menjawab kebutuhan proyek IoT yang membutuhkan konektivitas nirkabel tanpa tambahan modul eksternal.
2. Raspberry Pi Pico H (Pre-soldered Headers)
Untuk memudahkan pengguna pemula, Raspberry Pi juga merilis Pico H, yang sudah dilengkapi header solder sehingga tidak perlu menyolder pin sendiri.
3. Pico dengan Flash Lebih Besar
Beberapa pihak ketiga mulai merilis board berbasis RP2040 dengan kapasitas flash lebih besar (hingga 16 MB), seperti Adafruit Feather RP2040 dan SparkFun Pro Micro RP2040.
4. Integrasi dengan Lingkungan Development yang Lebih Baik
Raspberry Pi Foundation, bersama komunitas open-source, terus memperkuat dukungan software untuk Raspberry Pi Pico. Tujuannya adalah agar pengguna, baik pemula maupun profesional, dapat memilih lingkungan pemrograman yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa dukungan yang tersedia antara lain:
- MicroPython & CircuitPython
Memberikan fleksibilitas untuk memprogram Pico menggunakan Python dengan sintaks sederhana dan pustaka yang luas. Cocok untuk prototyping cepat maupun pembelajaran.
- Arduino Core for RP2040
Memungkinkan pengguna memanfaatkan ekosistem dan pustaka Arduino yang sudah mapan, serta memprogram Pico langsung dari Arduino IDE.
- Visual Studio Code & PlatformIO
Menyediakan integrasi dengan editor modern, debugging lanjutan, dan manajemen proyek yang lebih rapi untuk proyek skala besar.
Bagi yang ingin belajar lewat latihan langsung, kamu bisa mendapatkan Raspberry Pi Pico Trainer Kit yang dilengkapi modul eksperimen siap pakai.
Dampak Raspberry Pi Pico di Dunia Maker dan Industri
1. Revolusi Mikrokontroler Murah
Sebelum Pico, mikrokontroler dengan dual-core ARM Cortex-M0+ biasanya dijual dengan harga lebih mahal. Kehadiran Pico membuat teknologi ini bisa diakses oleh lebih banyak orang, termasuk pelajar dan hobiis.
2. Peningkatan Popularitas MicroPython
Karena Pico didesain untuk bekerja optimal dengan MicroPython, banyak developer beralih dari C/C++ (yang dominan di Arduino) ke Python, yang lebih mudah dipelajari.
3. Adopsi di Pendidikan
Banyak sekolah dan universitas mulai menggunakan Pico untuk mengajarkan pemrograman embedded dan elektronik dasar karena harganya yang murah dan kemudahan penggunaan.
4. Penggunaan di Industri Kecil
Startup dan perusahaan kecil memanfaatkan Pico untuk prototipe perangkat IoT, sensor, dan kontroler otomatisasi karena biayanya rendah dan performanya memadai.
Proyek-proyek Populer Menggunakan Raspberry Pi Pico
1. Mesin CNC Mini
- Pico digunakan untuk mengontrol motor stepper melalui driver motor seperti A4988 atau DRV8825.
- Mampu mengatur gerakan sumbu X, Y, dan Z secara presisi.
- Bisa diaplikasikan untuk laser engraving, milling, atau 3D printing skala kecil.
- Memanfaatkan pustaka seperti grblHAL untuk interpretasi perintah G-code.
- Keunggulannya adalah biaya rendah dan fleksibilitas modifikasi hardware.
2. Weather Station IoT
- Menggunakan sensor seperti DHT22 atau BME280 untuk membaca suhu, kelembapan, dan tekanan udara.
- Pico W mengirimkan data ke server atau cloud menggunakan koneksi Wi-Fi bawaan.
- Data bisa ditampilkan secara real-time pada dashboard web atau aplikasi mobile.
- Hemat daya sehingga cocok untuk sistem yang berjalan dengan baterai + panel surya.
- Ideal untuk monitoring lingkungan di lokasi terpencil.
3. Game Console Retro
- Pico dapat menjalankan emulator untuk konsol jadul seperti NES atau Game Boy.
- Menggunakan output video melalui antarmuka VGA atau LCD SPI.
- Tombol kontrol dapat dihubungkan langsung ke GPIO atau modul gamepad USB.
- Penyimpanan game ROM bisa dilakukan melalui kartu microSD atau memori flash internal.
- Menawarkan pengalaman bermain game klasik dengan perangkat ringkas dan portabel.
4. Robotika
- Pico menjadi pusat kendali untuk robot line follower, robot penghindar halangan, atau robot lengan (arm robot).
- Mengontrol motor DC, servo, atau stepper dengan bantuan driver seperti L298N atau PCA9685.
- Dapat memproses input dari sensor seperti infrared, ultrasonik, atau kamera.
- Bisa diintegrasikan dengan algoritma AI sederhana untuk navigasi otomatis.
- Dipakai di kompetisi robotik skala sekolah hingga universitas.
5. Alat Musik Digital
- Pico menghasilkan sinyal audio menggunakan PWM atau I2S.
- Dapat diprogram menjadi synthesizer sederhana, drum machine, atau efek suara digital.
- Kontrol nada dan efek bisa dilakukan melalui potensiometer atau slider yang terhubung ke GPIO.
- Output audio dapat langsung ke speaker kecil atau amplifier eksternal.
- Proyek ini cocok untuk pembelajaran pemrosesan sinyal digital (DSP) dengan biaya murah.
Mau belajar pemrograman Raspberry Pi Pico dari nol hingga mahir? Beli E-Book Panduan Mudah Belajar Raspberry Pi Pico sekarang dan mulai berkreasi.
Baca juga : Mengenal RP2040: Chip Mikrokontroler di Raspberry Pi Pico
Siap Untuk Membuat Proyek Impianmu Menjadi Kenyataan?
Klik di sini untuk chat langsung via WhatsApp dan dapatkan dukungan langsung dari tim ahli kami!
0 on: "Sejarah Singkat Perkembangan Raspberry Pi Pico"